Khutbah Taaruf Ponpes Tahfidz Ali bin Abi Thalib

Seyegan, 10 Juli 2024, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ali Bin Abi Thalib Muhammadiyah telah melaksanakan Khutbah Taaruf perdana yang menjadi tanda di mulainya tahun ajaran baru di Pondok Tahfidzul Qur’an ini.

Acara yang mengambil tema “membangun sinergisme antara santri, wali santri, dan pondok pesantren” ini dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, Panewu Kapanewon Seyegan, pimpinan, PCM Seyegan, lurah Margoagung beserta jajarannya, orang tua/wali santri, dan tamu undangan lain.

Khutbah Taaruf Pondok Tahfidz ini juga sebagai momentum sambutan terhadap 23 santri baru Pondok Tahfidz yang terdiri dari santri dalam jenjang SMP, SMK, dan perguruan tinggi. Santri-santri ini akan mengikuti pembelajaran di sekolah umum dan pembelajaran kepondokan.

Dalam sambutannya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, menegaskan peran sentral pesantren di tengah-tengah kondisi zaman yang begitu memprihatinkan saat ini. Keberadaan pesantren ini menjadi salah satu pilar pendidikan yang sangat esensial yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Keberadaan konsep pendidikan holistik di dalam pesantren, di samping mengembangkan ilmu pengetahuan para santri juga akan menyemaikan akhlak dan adab mereka melalui muamalah sehari-harinya.

Sementara itu, Panewu Kapanewon Seyegan menyambut baik hadirnya Ponpes Tahfidzul Qur’an Ali Bin Abi Thalib di wilayah Seyegan. Pertama, Ponpes Tahfidz belum banyak di wilayah ini. Kedua, kehadiran Ponpes ini diharapkan menjadi pendukung dalam meningkatkan sektor SDM maupun ekonomi di Seyegan. Bapak Panewu juga berharap agar tidak hanya masyarakat luar Seyegan atau luar Yogya saja yang dapat menjadi santri di Ponpes ini, tetapai juga putra-putri warga Seyegan dan sekitarnya.

Pada bagian yang lain, Direktur Pondok selaku Ustadz Santoso menjelaskan hakikat khutbah taaruf dan pondok itu sendiri. Walaupun Pondok Tahfidz saat ini belum memiliki lahan sendiri, tidak tidak perlu risau karena selalu ada jalan untuk harapan dan ikhtiar yang baik.

Mengirimkan anak ke pondok pesantren dapat diibaratkan seperti memindahkan anak pohon pisang dari induknya. Anak pohon pisang yang tumbuh di dekat induknya, dia tidak akan dapat tumbuhh secara maksimal.

Akan tetapi, ketika dia dipindahkan ke tempat lain, apalagi lahan itu subur, penuh dengan unsur harra yang dibutuhkan sang anak, maka Insya Allah dia akan tumbuh maksimal, menghasilkan buah yang banyak dan baik, bahkan dapat melebihi induknya.

Demikian pula pendidikan seorang anak. Ustadz Santoso juga menegaskan bahwa istilah “titip” kepada pesantren memiliki makna yang begitu dalam untuk dipahami bersama. Istilah TITIP merupakan akronim dari kata Tega, Ikhlas, Tawakkal, Ikhtiar, dan Percaya.

  1. TEGA

Orangtua harus memiliki rasa tega berpisah dengan anak, tega dalam arti kata berani menahan diri untuk tidak bersedih, ragu atau gundah selama anak menjalani pendidikan di Pondok Pesantren.

  1. IKHLAS

Setelah ada kekuatan rasa tega untuk berpisah, orangtua harus ikhlas melepaskan anak dari pelukan, dalam artikata mengikhlaskan anak untuk tumbuh berkembang di dalam lingkungan pesantren, sikap ikhlas juga harus berdasarkan karena Allah, semua demi kebaikan masa depan anak.

  1. TAWAKKAL

Setelah Ikhlas orangtua harus bertawakkal, berserah diri kepada Allah, senantiasa mendoakannya dan berfikir hal positif terhadap proses pendidikan yang dijalani anak.

  1. IKHTIAR

Orangtua terus berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan anak, memenuhi nafaqah segenap belanjanya dalam menjalani pendidikan di Pondok Pesantren. Orang tua wajib ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan putra mereka di pondok, sementtara hasil ikhtiar itu dipasrahkan pada Allah.

  1. PERCAYA

Kepercayaan orangtua terhadap lembaga Pesantren merupakan salah satu modal utama pada keberhasilan anak, harus ada keyakinan diri bahwa segenap program dan sajian aktifitas yang diselenggarakan pesantren merupakan pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak, orangtua harus memiliki kepercayaan penuh terhadap pegasuh dan pendidik pesantren serta menjalin komunikasi baik dalam proses pendidikan anak di Pondok Pesantren

Di akhir, khutbah taaruf ini juga terdapat penyerahan secara simbolik al-Qur’an kepada santri baru oleh Direktur Pondok dengan disaksikan oleh segenap hadirin yang datang.

Semoga Allah memberikan kemudahan dan menjadikan kita semua istiqomah dalam menyiapkan generasi bangsa yang memiliki keimanan yang kokoh, fisik yang kuat, dan ilmu pengetahian yang mumpuni. Aamiin.

 

Penyerahan Simbolik al-Qur'an kepada Santri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »