5 Pelajaran dari Lebah

Rasulullah SAW bersabda: Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (HR Ahmad)

Tentu, ada keistimewaan yang dimiliki hewan kecil bernama lebah ini hingga nabi menjadikannya inspirasi bagi seorang mukmin, bahkan Allah mengabadikan namanya pada salah satu surah ke-16 dalam Alquran, yakni an-Nahl. Seorang mukmin haruslah memiliki sifat-sifat unggul dan istimewa dibandingkan dengan manusia lain. Kehadirannya selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Seperti dijelaskan Rasulullah SAW, “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.” Tentu saja lebah memiliki beberapa karakter yang dapat kita jadikan contoh atau bahan renungam.
Pertama, lebah hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lain yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitulah pula sifat seorang mukmin, haruslah mencari dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di muka bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.(QS : Al Baqoroh : 168)

Karena itu, jika mendapatkan amanah, dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi merupakan khabaits (kebusukan).

Kedua, lebah mengeluarkan yang bersih. Dari lebah yang dikeluarkan adalah madu yang menyehatkan bagi manusia. Dia produktif dengan kebaikan. Seorang mukmin seyogianya produktif dengan kebajikan. QS Al Hajj : 77.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ۩ Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.( QS Al Hajj : 77)

Segala yang keluar dari orang muslim adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya bukan menyengsarakan orang lain, melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaatan manusia.

Ketiga, lebah tidak pernah merusak. Lebah biar bagaimanapun menambatkan diri di dahan. Dahan itu tidak rusak dan patah. Artinya, tidak merusak lingkungan hidupnya, padahal dia tidak punya akal. Orang muslim, hendaknya dapat menjaga lingkungannya dengan baik, tidak merusak, dan tidak membuat tetangganya menjadi tidak aman. Rosulullah bersabda. “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” “Siapakah, Rasulullah?” Tanya sahabat. “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya,” jawab beliau, (HR. Bukhari). Hadits ini menegaskan kepada kita agar kita selalu menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan, dimanapun kita berada.

Keempat, lebah bekerja keras. Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Seorang mukmin lebih dituntut bekerja keras dan semangat pantang kendur. Jika telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Perhatikan (QS as-Syarh [94]:7). “Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)”. Islam melarang orang-orang yang malas, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kalau bangsa itu malas dan tidak mau berusaha untuk memperbaiki keadaan dengan bekerja keras.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
…… Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka….  (QS Ar Ra’d :11).

Kelima, lebah bekerja secara bersama dan saling membantu, serta tunduk pada satu pimpinan. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengundang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman yang diibaratkan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS ash-Shaff [61]:4)
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh. (QS ash-Shaff [61]:4)”. Rasulullah bersabda, bahwa pada akhir zaman nanti, umat islam sangat banyak tetapi tidak memiliki kekuatan politik, sosial, dan budaya seperti yang disampaikan oleh HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Ab “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud). Oleh karena itu, umat islam haruslah bersatu dalam memperjuangkan kehidupan yang islami. Jika kita bercerai-berai, maka kita akan mudah dikalahkan oleh musuh-musuh islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »